SEMOGA BISA MEMBANTU GUYS...
Bentuk lahan asal proses glacial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini,
kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial
dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuk lahan tersebut memiliki karakter yang khas dan
mencerminkan ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan
bentuk lahan akan dapat di bayangkan sifat alaminya. Satuan bentuk lahan ini
sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan fisik,
biotis, maupun cultural.
Contoh satuan bentuklahan asal proses glasial
Bentukan ini tidak
berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak
Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas
es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam (Suhendra, 2009).
Semua satuan bentuk lahan
tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan
demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuk lahan akan dapat dibayangkan
sifat alaminya. Satuan bentuk lahan ini sangat penting terutama dalam konteks
kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural (Suhendra,
2009).
GEOMORFOLOGI GLETSER.
1.
Karakteristik Gletser
Geomorfologi Gletser saat ini adalah kurang penting pengaruhnya pada zaman
sekarang dalam membentuk bentuk tanah, kecuali di lintang tinggi dan pada
ketinggian tinggi, tetapi gletser yang ada selama Pleistosen meninggalkan jejak
pada banyak jutaan mil persegi pada permukaan bumi. Beberapa 4,000,000 mil
persegi di Amerika Utara, 2.000.000 mil persegi di Eropa dan mungkin 1.500.000
mil persegi di Siberia adalah glaciated. Selain itu, banyak daerah rendah
tertutup oleh tudung es ( ice caps) lokal. Ribuan lembah gletser ada di
pegunungan di mana sekarang ada tidak baik gletser atau hanya sebagian kecil.
Beberapa pemandangan gunung terbaik kami adalah merupakan produk dari proses
geomorphic glasial tingkat besar, seperti bentuk lahan dataran rendah banyak
yang menarik. Glasiasi memiliki pengaruh yang signifikan terutama di bagian
padat penduduk di timur-tengah Amerika Utara dan utara-barat Eropa. Selain itu,
seperti yang diungkapkankan dalam Bab 2, pengaruh zaman es Pleistosen jauh
melebihi efek langsung glasial erosi dan deposisi.
Pemikiran kita tentang Pleistosen Glasiasi telah berubah sangat sejak zaman
Venetz, Charpentier, dan Agassiz (lihat p.8). Setelah bertahun-tahun berbeda
pendapat, tampaknya ada kesepakatan bahwa zaman Pleistosen terdiri dari empat
zaman es glasial besar yang dipisahkan oleh usia interglacial, mungkin jauh
lebih lama dari pada Glacial. Glasiasi terakhir, atau mungkin lebih tepatnya
terbaru, jika kita tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kita hidup di waktu
interglacial, telah meninggalkan jejak yang paling jelas atas topografi kita,
tetapi efek dari Glasiasi sebelumnya masih terlihat di banyak tempat.
2.
Glasiasi Kontinental
Glasiasi Kontinental dapat menghanyutkan, mentransport dan mengendapkan
material. Glasiasi kontinental disebabkan oleh iklim, ketinggian, curah hujan
dan aktivitas atmosfer (CO2 yang berlebihan). Dilain pihak, tutupan lahan yang
bagus dengan vegetasi-vegetasi yang beranekaragam akan mengakibatkan penipisan
kadar karbondioksida di atmosfer. Para geolosists telah mempelajari kumpulan
gletser di daerah-dearah umum dan antaritika, tempat ini adalah satu-satunya
yang menyajikan contoh dari lempeng es yang baik. pembahasan ini, bagaimanapun
belum menjelaskan penyebab glasiasi kecuali bila kita telah menelaah lebih
dalam dan teliti mengenai ketebalan dari satu lembar es, laju gerak, proses
dari pengikisan dan mengangkut materi, dan sifat alami yang tersimpan
tersimpan.
Glasiasi tersebar luas terjadi dalam beberapa kali sejak dahulu dalam lapisan
tanah. Lautan dan tubuh air lain memperlihatkan keseragaman. Glasiasi geologi
berhubungan dengan area yang luas. Glasiasi yang besar terjadi di daerah
Siberia dan Asia utara, dan daerah lain yang mempunyai iklim yang paling
ekstrim, sedangkan di Eropa glasiasi mengalir ke laut dan pada beberapa tempat
di sungai dan di laut terdapat endapan. Di Asia kemiringan lereng dan suhu di
daratan yang ekstrim menyebabkan pengendapan gletser berlimpah. Ini mungkin di
karenakan glasiasi pegunungan Alpen, tetapi berbeda dengan kontinental hebat
yang terjadi di daerah Eropa dan Amerika Utara yang mana diakumulasi pada
perbedaaan ketinggian suatu negara dibandingkan es tersebut.
Pergantian arah dan volume dari arus samudera mungkin dapat mempengaruhi
perubahan iklim dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
glasiasi di Eropa. Ada atau tidak ada teori itu yang pasti hal tersebut telah
terbukti bahwa perubahan tersebut terjadi.
Dikarenakan atmosfer yang tertentu telah ada. peningkatan dari karbondioksida
pada atmosfer menghasilkan iklim lebih dingin karena gas, uap air. Gas-gas
tersebut berfungsi sebagai pelindung dan mencegah pancaran dari panas dari
bumi. Limestone (batu gamping) di laut melalui aktivitas organik melakukan
pelepasan jumlah besar dari karbondioksida ke athmosphere. Karbondioksida pada
air adalah faktor penting dalam mengikat limestone, jika kandungan limestone
dilaut luas maka ini jelas merupakan sumber-sumber karbonsdioksida yang
terdapat pada atmosphire. Oleh karenanya laut dengan luas yang besar akan
menghasilkan iklim yang cenderung dingin.
Kelebihan dari udara ini adalah untuk menghalangi masuknya sinar matahari yang
masuk dan oleh sebab itu suhu di bumi menjadi agak lembut/sejuk. Beberapa
gejala astronomis seperti perubahan panas yang disebar oleh matahari. Gerakan
dari udara dan geseran dari kutub akan kemungkinan terjadinya glasiasi. Namun
sejauh ini, hipotesa yang benar mengenai penyebab glasiasi masih belum
diketahui.
3.
Pembentukan Gletser di Daerah Benua
Effek topografi dari pembentukan gletser di dataran benua tidak begitu banyak
pengaruhnya dari es yang ada di daratan seperti pengaruh gangguan dan tidak
mempengaruhi sistem drainase dari aliran. Longsoran dari es di dalam ilmu
topografi hampir bisa dikatakan tidak penting contohnya di Kanada yang
merupakan sebuah barisan pegununggan tua dan luncuran es disana semakin keluar
dari area, namun itu tidak lantas bisa disimpulkan bahwa lucuran es mengangkut
jauh material dari gunung. Luncuran es melapisi lapisan atas sehingga
mendatarkan pegunungan, selain itu gletser membentuk effek abrasi es, walaupun
demikian sangat besar sekali kuantitas dari sisa tanah yang terangkat oleh es
dan ditransport sangat jauh.
Terdapat pembatas di dekat aliran bahkan meskipun di jurang yang lebih lebar
seperti yang sekarang ditempati oleh danau besar, erosi gletser telah menjadi
hal yang biasa di daerah kutub-kutub besar, mirip dengan aktifitas erosi
gletser di daerah pegunungan, sisa akumulasi dari luncuran es benua adalah
berupa topologi yang sederhana. Contohnya adalah terdapatnya marine sangat kecil
di bandingkan dengan gletser pegunungan, jarang yang memiliki tingginya 100
kaki. Permukaan dari gletser lebih rumit dan menyingkap sebuah variasi bentuk
dari gletser di setiap waktu yang berbeda.
4.
Bentuk dan gerakan dari gletser kontinental.
Icecaps di Greenland dan Antartica diduga mempunyai glasiasi yang lambat.
Sebagai contoh, motraine di Winconsin dan Montana di timur Amerika Serikat,
muncul diantara 50 dan 300 kaki per mil. Icecaps menyebar radial, karena pola
radial, pergerakan angin dan curah hujan dihasilkan dari tekanan rendah di
bagian tengah dan terus menuju ke bagian tepi dari region. Perubahan terakhir
dari lembaran es tertutup sebagai danau, rawa-rawa, tanah berlumpur dan
penggangguan garis drainase. Kita mengetahui bahwa gletser kontinental adalah
terjadi di daerah yang rendah, atas kubah es berbentuk datar, dengan ketinggian
kurang lebih 2 mil dan terdatarkan oleh tekanan tinggi. Akibat tekanan tinggi
ini, maka angin keluar, membawa salju ke daerah batas luar, berkumpul dan membeku.
Pada saat yang sama daerah tersebut memiliki slop kemiringan. Sedangkan
pengendapan gletser terjadi akibat adanya tekanan rendah, yang dari waktu ke
waktu pengendapan ini terus terjadi dan daerah yang paling banyak
pengendapannya yaitu di daerah hilir.
Pada saat terdapat rekahan yang tidak mempunyai celah maka gleser meluap luas
ke permukaan dari satu aliran es tebal dan oleh karenanya pembangunan karang
dengan maksud untuk menahan laju aliran adalah mustahil untuk dilakukan. Satu
gundukan es besar di suatu daerah dapat mengikis dan menutup lapisan tanah yang
ada sebelumnya. Menggiling permukaan dan batuan dasar sepanjang gletser ini
mengalir sampai es ini meleleh.
Gumpalan es secara konstan dapat berubah bentuk dan volumenya, sesuai dengan
daerah topografinya. Di dataran rendah es melebar dan menjulur. Ketika dalam
keadaaan seimbang dan melelehan, gerakan es berhenti dan satu pusat es
terbentuk, tetapi bukan sepanjang hulu es front. Kejadian di hulu tidak selalu
berbarengan dengan sesuatu sebelumnya, dan ini dicerminkan pada pola marine.
• VARVES
Varve merupakan timbunan tahunan dari pasir, lumpur, dan tanah liat yang
diendapkan di danau oleh air glacial. Lumpur yang kasar ditiap-tiap varve
terletak paling dasar dan lumpur tersebut diatur selama musim panas. Tanah liat
terletak paling atas dimana tanah liat tersebut diatur selama musim dingin
secara perlahan-lahan. Ketebalan dari varve sekitar 1/8 inchi sampai ½ inchi
atau bahkan lebih tergantung pada kondisi curah hujan.
• EROSI
GLASIAL
Lempeng es benua merupakan agen erosi yang mampu mengikis tanah dan mengangkut
batuan dan meninggalkan material (endapan tebal). Erosi yang terjadi terlihat
dari adanya glacial grooves, glacial striae; terkikisnya permukaan batuan oleh
chatter marks; tidak adanya sisa tanah; aliran es yang alirannya terletak pada
bagian yang tajam di atas batuan dasar; banyaknya hanyutan yang lebih besar
dari endapan yang mungkin jika tidak terdapat erosi: adanya fresh rock pada
hanyutan ini, yang satu sebagai batas ujung dan satu laginya sebagai lantai;
posisi rock basins yang tidak mungkin terbentuk akibat erosi sungai.
•
GLACIAL DEPOSITION: MORAINES
Moraines dikelompokkan berdasarkan posisinya terhadap lempeng es menjadi:
terminal moraines (salah satu jenis moraines yang terbentuk jauh dari benua
gletser (continental glacier), interlobate moraines, recessional moraines, dan
ground moraines. Selain itu, moraines juga dikelompokkan berdasarkan material
penyusunnya, yaitu: till moraines, waterlaid moraines, delta moraines dan kame
moraines.
•
PENGENDAPAN SUNGAI ES: `DRUMLINS`
`Drumlins` merupakan bukit berbentuk oval menyusun sebagian besar dari lahan es
kecuali kadang kala meliputi `lenslike` berkumpul dengan kerikil dan pasir.
mempunyai panjang paralel `axes` ke arah gerakan es dan biasanya terjadi
bersama-sama. Kurang lebih terkumpul oleh satu cuping es keluar dari satu
poros. berakhir, membentuk gletser, biasanya `blunter` dan lebih curam
dibandingkan sisi tempat. Berlipat ganda, lipat tiga, dan kelipatan `drumlins`
terjadi bersama-sama di semua posisi dan hubungan, Jarang `drumlins` membentuk
ekor pada saat sesuatu lebih besar atau bangku di sisi diantara mereka.
agregasi `drumlins` membentuk `drumlins` lahan atasan.
Gerakan es berurutan tidak menghancurkan `drumlins` sebelumnya bahkan sebaliknya
malah bertambah, tambahan sering terjadi pada satu sisi berbeda dari `drumlins`
tersebut.
•AsalMula`Drumlins`.
Beberapa teori telah ditemukan mengenai untuk asal mula terbentuknya
`drumlins`, kebanyakan menyatakan bahwa `drumlins` adalah endapan alami di
bawah
•Pembentukan`Drumlins`.
Kebanyakan `drumlin` berada tidak biasa berlimpah-limpah. Di selatan sebelah
timur `Wisconsin` terdapat sebuah bukit-bukit besar meliputi beberapa daerah.
Ratusan diantara mereka dapat dilihat di antara `Madison` dan `Milwauke`,
diantaranya dijadikan daerah pertanian. Bukit batu bara didekat `Boston` adalah
salah satu satu dari morfologi `drumlin`. Dan di `boston` kebanyakan teluk
pulau terbentuk dari morfologi ini. Pada pelabuhan luar terdapat enam atau
delapan pulau `drumlin` telah dikikis oleh gelombang dan disatukan oleh halang
ke dari kompleks `Tombolo`. Selain itu pula banyak terdapat di sepanjang pantai
selatan dari danau `Ontario` di sebelah utara `New York`, Michigan` utara.
5.FluvioGlasial
Aliran muncul dari gletser yang meleleh membawa kerikil, pasir, dan jika slop
kemiringan dari bukit es ke daerah cukup landai, maka aliran berlanjut membawa
material tersebut ke hilir sejauh beberapa mil. Endapan ini dengan demikian
dibentuk mendasari outwash sederhana, tanah endapan, dan delta sederhana.
Darimana bentuk sederhana outwash mempersempit isi pada alas dari lembah ada
sebelumnya mereka dipanggil lembah berlatih dan mungkin meluas nilai dari mil
depan es ke dalam bukan negara glaciated. di tempat lain outwash sederhana
mungkin membentuk berfusi endapan menghembus tanah yang menutup seluruh wilayah
sejauh beberapa mil.
Dataran outwash berbintik bintik bersela, banyak yang mengandung danau atau
genangan. Keadaan ini bervariasi dari beberapa kaki sampai mil ke seberang dan
tidak memiliki bentuk yang beraturan. Beberapa dataran punya lubang sangat
sedikit, secara luas dan lebar. Sedangkan yang lainya mempunyai aspet yang
bersumber dari daerah pusat marine.
Esker adalah bukit punggungan hasil endapan dari arus glacial dalam terowongan
es. Adapun kame adalah bukit bulat atau bukit mengerucut yang tersusun dari
kerikil atau pasir, diendapkan sebagai kerucut delta, hasil endapan dari
penurunan massa di sepanjang punggungan es. Crevase filling adalah punggungan
material air yang mengalir ke segala arah, biasanya berasosiasi dengan teras
danau dan diendapkan dalam sebuah celah yang lebar. Esker dan crevase filling
tidak selalu dapat dibedakan satu sama lain. Keduanya sama-sama memiliki sisi
yang curam dan sempit, sisi lereng yang tersusun dari pasir dan kerikil
memiliki kemiringan sekitar 30%. Esker biasanya berada di daerah rendah dengan
dataran yang berpaya. Tanah di salah satu atau kedua sisinya biasanya membentuk
semacam depresi yang biasa disebut palung esker (esker through). Esker dapat
terletak di seluruh jenis permukaan. Ia mengabaikan adanya topografi atau
cegahan bukit yang yang ratusan kaki tingginya. Banyak esker yang terpendam
oleh pengunduran morena.
Adapun crevase filling, biasanya mengandung pasir dan lumpur, yang khususnya
bergabung dengan endapan danau. Transisi antara esker dan crevase filling,
terpisahkan oleh adanya kame yang merupakan hasil endapan Moulin dimana air
mengalir melalui lubang es yang kemudian menurun kearah dasar lembaran es.
6.
Mencairnya Gletser
Bentang alam glacial di Alaska merupakan bentang alam Continental Glaciation
karena daerah ini wilayahnya tertutup oleh gletser. Pada daerah Alaska,
terdapat ice sheet yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup
daratan lebih dari 50.000 km. Isheet dan ice cap mengalir ke bawah dan keluar
dari pusat (tertinggi). Alaska adalah sebuah pulau yang pada permukaannya
terhampar berkilo-kilometer persegi salju atau es. Alaska ini merupakan salah
satu tempat penyimpanan es terbesar setelah antartika.
Menurut riset para ilmuwan, Alaska terkena dampak dari pemanasan global, yaitu
mencairnya es pada daerah Alaska ini. Diperkirakan jika es di Alaska terus
mencair maka permukaan laut akan naik dan dapat menjadi bencana dunia karena
dapat membanjiri pesisir bahkan seluruh dunia. Hal seperti ini disebut dengan
Negative Budget yaitu penurunan volume gletser.
Hal-hal yang menyebabkan turunnya volume gletser terutama adalah keadaan iklim
atau cuaca pada suatu tempat. Kita ketahui sendiri bahwa Negara Amerika mempunyai
4 musim, musim gugur, musim panas, musim semi dan musim dingin. Musim dingin
atau musim yang popular karena adanya salju yang jatuh ke bumi. Turunnya salju
ke bumi ini secara besar-besaran akan membuat salju-salju tersebut mengalami
kompaksi menjadi sebuah kesatuan yang kuat yaitu gletser. Gletser ini mengalami
positive budget setelah hujan salju turun.
Pencairan es di Alaska diimbangi oleh pembentukkan di puncak gletser yang
merupakan sumber es. Dengan kata lain, setiap negative budget harus selalu
terdapat positive budget agar imbang. Tetapi karena pemanasan global, gletser
yang mencair jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang tebentuk. Jadi
keseimbangan atau balanced budget terganggu.
Proses pencairan es diawali dengan pecahnya balok-balok es raksasa yang dapat
terpecah-pecahkan karena sifat air yang membeku. Sifat tersebut adalah
bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada permukaan gletser terdapat
celah-cleah yang mencapai dasar gletser. Es yang mencair akan menjadi air akan
masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk ini kemudian membeku. Air yang
membeku memiliki volume yang lebih besar daripada pada saat masih berbentuk
cair sehingga air yang membeku ini mendorong es disekitarnya dan membuat
gletser pecah.
Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini, karena untuk menghentikan
pencairan ini maka harus dilakukan penghentian pada pemanasan global. Hal ini
sangat sulit pada masa sekarang karena aktivitas-aktivitas pengerusakan alam
sudah sangat umum dan tak terkendalikan walaupun masih ada upaya-upaya
pengurangan pemanasan global. Untuk itu dunia sedang mengusahakan pengurangan
emisi gas buang dari perindustrian terutama negara-negara maju.
Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global proses pencairan es di Antartika
berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan Antartika adalah es tidak
seperti Alaska. Hal ini menyebabkan bertambahnya kecepatan pencairan
dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih mudah bergerak di atas
permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat. Gletser di Alaska berada
di atas permukaan padat (dataran), tetapi di Antartika es langsung berada di
atas permukaan laut. Es yang berada di atas air mengalami pergerakan yang lebih
cepat dibanding es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor
yang menyebabkan es pecah. Jika es di Antartika pecah, maka balok es raksasa
akan terapung di laut dan mengalami pencairan yang lebih cepat karena langsung
dan volumenya yang lebih kecil dibanding volume air laut.
Mencairnya salju di Alaska member pengaruh yang sangat besar terhadap luas
lapisan es yang terus berkurang dan terhadap tinggi permukaan laut dan juga
kedalaman lautan di seluruh dunia. Sebagian air yang dihasilkan dari salju yang
mencair juga akan mengalir ke dalam gletser melalui patahan-patahan dan alur
lubang vertikal (Moulin), kemudian mencapai lapisan batuan di bawahnya dan
mencairkan lapisan es di atasnya.
The United States Geological Survey (USGS) menerapkan jangka panjang program
“patokan” gletser untuk memantau iklim, gletser geometri, gletser massa saldo,
gletser bergerak, dan streaming run off. Data yang dikumpulkan digunakan untuk
memahami gletser yang berhubungan dengan proses hidrologi yaitu peningkatan
prediksi kuantitatif dari sumber daya air, gletser yang terkait dengan bahaya,
dan konsekuensi lainnya dari perubahan iklim. Pendekatan telah dilakukan pada
program pemantauan ini pada tiga basin gletser yang luas yaitu Gulkana,
Wolverine Glaciers, dan Cascade gletser.
Lalu pada daerah Greenland, Lapisan es seukuran benua di Greenland kian
terkikis akibat angin dan arus yang dipicu oleh air yang bertambah hangat ke
dalam ceruk, tempat terbentuknya pangkal gletser pantai, demikian hasil studi
yang disiarkan awal pekan ini. Massa es yang berada di puncak Greenland menyimpan
cukup banyak air untuk mendorong permukaan air laut global setinggi tujuh
meter, sehingga berpotensi menenggelamkan banyak delta dan kota pantai di
seluruh dunia.
Saat ini, permukaan air samudra naik sebanyak tiga milimeter per tahun,
sedangkan pada awal 1960-an peningkatan ketinggian permukaan air lautan ialah
1,8 milimeter setiap tahun. Namun sumbangan Greenland telah lebih dari dua kali
lipat dalam satu dasawarsa belakangan, dan para ilmuwan menduga perubahan iklim
memainkan peran yang sangat besar, kendati bagaimana secara pasti itu terjadi
masih menjadi perdebatan.
Sebagian teori menunjuk kepada temperatur udara yang naik lebih cepat di garis
lintang utara-jauh daripada rata-rata global. Satu gagasan tandingan ialah
perubahan arus dan perairan samudra sub-tropis yang bergerak ke arah utara
mengikis landasan gletser pantai, menambah cepat alirannya ke laut, terutama
gletser yang berada di banyak fjord di Greenland. Secara geologis, fjord adalah
ceruk sempit yang panjang dengan lereng terjal, yang tercipta di satu lembah
yang terbentuk oleh kegiatan gletser. Namun sejauh ini, semua studi itu telah
lebih banyak dilandasi atas contoh matematika daripada pengamatan.
Satu tim ilmuwan yang dipimpin oleh Fiametta Straneo dari Woods Hole
Oceanographic Institution di Massachusetts bergerak untuk membantu mengisi
kekosongan data itu. Para peneliti tersebut, yang melakukan kegiatan pada Juli
dan September 2008, melakukan pengukuran terperinci mengenai kandungan air di
Sermilik Fjord, yang menghubungkan Helheim Glacier di bagian timur Greenland
dengan samudra. Mereka mendapati air laut dalam yang mengalir ke dalam ceruk
itu memiliki ukuran 3,0-4,0 derajat celsius cukup hangat untuk menerobos ke
dasar gletser dan mempercepat lapisan es tersebut tercebur ke lautan. Peralatan
yang ditinggalkan di ceruk itu selama delapan bulan memperlihatkan angin yang
berkumpul di garis pantai memainkan peran penting dalam arus air yang lebih
hangat tersebut.
Untuk daerah Antartika sendiri yang memiliki sekitar 90% cadangan es glasial
dunia, Antartika telah lama dianggap dapat tahan terhadap pencairan yang telah
terjadi pada selubung es di kutub yang berlawanan, Arktik. Namun, bukti baru
menunjukkan bahwa lembaran es luas ini dapat menjadi tidak stabil dalam abad
ini dan bahkan mereka telah mengalami periode kemerosotan yang cepat. Data dari
program riset geologi bersama yang dikenal sebagai ANDRILL, yang melibatkan
ilmuwan dari Jerman, Italia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, kini
menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut sedikitnya 61 meter dapat terjadi
jika lembaran es di Antartika dan Greenland mencair seluruhnya.
Memeriksa data 20 juta tahun dari sampel inti es sepanjang 1.100 meter, kepala
ilmuwan AS Dr. David Harwood mengamati bahwa lembaran es sepertinya meningkat
dan menyusut secara dinamis dari waktu ke waktu, sementara ahli geologi AS Dr.
Robert DeConto melihat implikasi genting dari ketidakstabilan es dan
mengatakan, “Model kita mungkin menaksir terlalu rendah seberapa buruk itu akan
terjadi… Kita melihat es mundur lebih cepat dan lebih dramatis daripada ramalan
model manapun.”
Untuk es di kutub utara atau Artik, Kecepatan pencairan lapisan es Artik Kanada
adalah indikator awal dari pemanasan global yang akan mengganggu kondisi semua
umat manusia, kata ilmuwan terkemuka beberapa waktu lalu. Jadi, pencairan es di
atrik yang paling dahulu terjadi, dan dijadikan indicator dari pemanasan global
Gletser
Endapan salju yang
telah membatu dalam jangka waktu yang lama
Gletser atau glasier
atau glesyer adalah sebuah bongkahan es yang besar yang
terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan akumulasi endapan salju yang membatu selama kurun waktu geologi. Saat ini, es abadi menutupi
sekitar 10% daratan yang ada di bumi.
Gletser merupakan
reservoir terbesar air tawar di Bumi. Gletser juga dapat terbentuk dari pembekuan air akibat musim dingin, lalu
ketika temperatur tinggi gletser akan mencair sehingga menjadi sumber air tawar
bagi mahluk hidup. Karena massa glasial dipengaruhi oleh perubahan jangka
panjang iklim, misalnya, curah hujan, suhu rata-rata, dan awan, perubahan massa
glasial dianggap salah satu indikator yang paling sensitif dari perubahan iklim
dan merupakan sumber utama dari variasi permukaan laut.
Meskipun banyak orang
yang mengira gletser selalu ada di daerah kutub, sesungguhnya mereka juga bisa
berada di daerah pegunungan tinggi di seluruh benua, kecuali Australia, bahkan juga terdapat di pegunungan tinggi di daerah dekat khatulistiwa.
Bongkahan besar gletser
yang berwarna biru disebabkan karena besarnya kuantitas air yang terakumulasi
pada gletser. Sebab, molekul air sangat baik dalam menyerap berbagai warna
kecuali biru. Alasan lain, karena kandungan gelembung udara pada gletser
kurang.
Proses Pembentukan Gletser
Snowfall terbentuk dari
bubuk salju yang warnanya terang, dengan udara yang terjebak diantara keenam
sisinya (snowflakes). Snowflake akan mengendap pada suatu tempat dan mengalami
kompaksi karena berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi snowflakes yang
jumlahnya enam akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang berbentuk granular
(granular snow) lalu mengalami sementasi membentuk es geltser (glacier ice).
Transisi dari bentuk salju menjadi gletser dinamakn firn.
Gambar proses pembentukan gletser
Syarat- syarat terbentuknya lahan glasial.
1. Adanya hasil endapan salju.
2. Terdapat pada ketinggian diatas <5000 mdpl.
3. Tingginya tingkat presipitasi.
4. Suhu lingkungan sangat rendah.
5. Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah
yang sangat besar.
6. Pada musim panas tingkat peleburannya rendah.
Sifat-sifat khas dari
gerakan glasial.
Adapun sifat-sifat khas
dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah sebagai berikut:
- Pada tepi
gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
- Pada
ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
- Kita
dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
- Juga
dapat ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yangpaling cepat letaknya
tepat di tengah-tengah, tetapi di sini kita lihat gejala yang sama seperti pada
garis arus sungai yaitu pada belokan garis arus tadi terletak pada belokan luar
2.2.Bentuklahan (Morfologi) Bentukan Asal Proses Glasial
a. Bentang Alam Karena Proses Erosi
Bentang alam karena prose erosi yang berasosiasi dengan alpine glaciations
yaitu yang terbentuk pada daerah pegunungan.
Glacier valley →
berbentuk U karena proses glasial
→ berbentuk V karena
erosi sungai.
Lembah terbentuk karena
sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massa es yang tidak
fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation
antara lain :
1. Hanging valley
Ketika gletser tidak
terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging valley yang tinggi
diatas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi lurus dan
memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya terpotong
menjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi glasial.
2. Truncated Spurs
merupakan bagian bawah
tepi lembah yang terpotong triangular faced karena erosi glasial. Makin tebal
gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin besar erosi
maka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit.
3. Cirques
Merupakan sisi bagian
dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier valley yang
tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding
lembah.
4. Rock basin lake
Air meresap pada celah
batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan batuan kehilangan
bagiannya, digantikan es dan ketika melelh kembali terbentuk rock basinlake.
5. Bergschrund
Merupakan batuan yang
telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke
crevasse.
6. Aretes
Merupakan sisi dinding
lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi
tajam, karena proses frost wedging.
7. Horn
Merupakan puncak yang
tajam karena cirques yang terpotong / ada bagian yang hilang karena erosi ke
arah hulu pada beberapa sisinya.
8. Crevasses
merupakan celah yang
lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closed crevasses.
Gambar morfologi
(Morfologi) Bentukan Asal Proses Glasial Proeses erosi
Bentuklahan asal proses
glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai
salah satu agen geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu
proses eksogen, sehingga dalam
pembentukan bentuklahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi, transportasi dan deposisi. Glasier tersusun oleh es,
sejumlah kecil udara, air dan hancuran batu yang berat jenis glasier sendiri:
900 kg/m3. Panas matahari dan bumi, mengelompokkan es glasial
menjadi 2 yaitu cold ice atau
temperatur es dibawah titik cair dan warm
ice: temperatur es mendekati titik cair. Keseimbangan massa es glasial:
Perbandingan antara perolehan dan kehilangan es glasial
Perolehan : Akumulasi
es
Kehilangan :
- Ablasi (Terjadi karena pencairan es)
- Evaporasi (Perubahan es menjadi uap air)
- Sublimasi (Perubahan es menjadi uap air)
- Erosi angin
- Calving (Pecahnya block es menjadi air)
Akumlasi dan kehilangan
es dilakukan perhitungan setiap tahun.
MEKANISME GERAKAN ES
Internal deformation:
pergerakan karena tekanan
Basal sliding :
Pergerakan pada warm ice
• Gelinciran lapisan es diatas lapisan air
yang tipis
• Regelation creep : Pergerakan warm ice
karena ketidakteraturan lapisan dasar
• Enhanced basal creep : Karena peningkatan tekanan pada bagian lapisan atas es
• Bed deformation : berkaitan dengan
tingginya tekanan air dalam pori-pori es
Gerakan glasier ke arah
bawah: aliran glasial
Disebabkan oleh:
• Bertambahnya akumulasi es
• Ablasi
Kecepatan aliran
bervariasi secara spasial dan temporal
BENTUKLAHAN GLASIAL
Proses kerja glasial:
EROSI GLASIAL
Erosi oleh kerja
gletsyer dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• luasan tutupan es
• Jumlah debris pada bagian dasar glasier
• karakteristik lapisan bedrock
• waktu.
Mekanisme erosinya
terdiri dari tiga proses yaitu
• Abrasi: meliputi scrathing/penggoresan,
grooving/pembuatan celah, dan gesekan bedrock oleh debris yang terbawa gletsyer
• Crushing & fracturing: yaitu
penghancuran dan pemecahan material
• Joint-block removal: yang berkaitan dengan
proses geologi dan perubahan massa jenis air
Setelah erosi, pada
tahap selanjutnya material debris hasil proses erosi akan tertranspaort melalui
glacier. Ukuran debris yang tertransport mulai dari fragmen batuan berukuran
kecil hingga boulder. Supraglasial :
Material yang jatuh & bergerak diatas permukaan es. Umumnya banyak terdapat
pada lembah atau cirque glasier. Englacial : terbentuk karena
supraglacial debris yang tertimbun oleh akumulasi es. Englacial masih dapat
tertransport
DEPOSISI GLASIAL
Deposisi glasial berdasarkan
lokasinya terdiri dari beberapa macam antara lain:
• Undermelt yaitu deposisi yang terjadi
karena bagian bawah lapisan es yang mencair,
• Basal lodgement, termasuk deposisi subglasial, terjadi karena
berkurangnya kecepatan glasial;
• Basal flowage, termasuk deposisi
subglasial, terjadi karena ada gaya tekanan dari lapisan diatasnya;
• Meltout, proses sedimentasi ketika
permukaan es mencair.
b. Bentang Alam Karena Proses Pengendapan
Gletser
1. Moraines
Merupakan till yang
terbawa jauh glacier dan tertinggal / mengendap setelah glacier menyusut.
Material-material lepas yang jatuh dari lereng yang terjal sepanjang valley
glacierterakumulasi pada sepanjang sisi es.
Lateral Moraines →
Moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser
Medial Moraines →
Gabungan anak-anak sungai yang dekat Lateral Moraines membawa gletser turun
sepanjang sisi till, dari atas tampak seperti multilane highway
(lintasan-lintasan pada daerah tinggi).
End Moraines → Tepi
till yang tertimbun sepanjang sisi es, merupakan terminus yang tersisa yang
tetap selama beberapa tahun, mudah dilihat. Valley glacier membentuk end
moraines yang berbentuk seperti bulan sabit.
Bentuk-bentuk End Moraines
:
• Terminal Moraines →
End Moraines yang terbentuk karena terminus bergerak maju jauh dari es.
• Recessional Moraines
→ End Moraines yang terbentuk karena terminus tidak mengalami perubahan
(tetap).
• Ground Moraines →
Till yang tipis, seperti lapisan-lapisan karena batuan yang terseret aleh
gletser lalu mengendap.
2. Till
Merupakan batuan yang
hancur dari dinding lembah yang terendapkan mengisi valley glacier, berasal
dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya lancip) karena
bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-boulder,
unsorted.
3. Drumlin
Merupakan ground
moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah till, bentuknya
seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan
oleh ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan
till setelah melalui lereng yang dangkal.
4. Erratic
Merupakan es yang
berukuran boulder yang kemudian
tertransport oleh es yang berasal dari lapisan batuan yang jauh
letaknya.
5. Outwash
Adalah dataran dengan
slope rendah hasil pengendapan sungai pencairan es, terletak di depan tubuh
gletser
6. Kame
Kame adalah Bukit-bukit
kecil hasil pengendapan dari cairan es
2.3 . Pertumbuhan bentuklahan
(Morfologi) Glasial.
Pertumbuhan bentuk
lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju, kemudian
salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadi
dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque.
Setelah itu, kemudian lembah terisi oleh alluvium. Kemudian setelah fase tersebut
lembah menjadi lebih rendah dari muka air laut, sehingga pada saat pasang air
akan masuk ke lembah. Untuk lebih jelasnya di jelaskan lewat gambar sebagai
berikut.
BENTUKLAHAN GLASIAL
Bentuklahan Glasial
dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Destruksional: ledok
berundak (cirques), palung glasial, bukit mirip tanduk (horn), igir-igir
yang kasar dan tajam (aretes).
Konstruksional: morena, drumlin, esker, kame, dan dead ice
CIRQUE
Merupakan bentukan
destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak pada bagian atas lembah
yang dalam. Cirque dicirikan oleh
sedikitnya massa es yang terdapat pada cekungan. Adapun bentuk cekungan
tersebut sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.
MORENA
Merupakan bentuklahan
hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till, lapisan sedimen, atau
bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena dapat
diklasifikasikan berdasar arah aliran glasial yaitu:
• morena yang paralel terhadap arah aliran
es, dapat terletak pada bagian tepi atau disebut morena lateral atau pada
bagian tengah disebut morena medial
• morena yang melintang terhadap arah aliran
es, misalnya end moraines dan push moraines,
• morena dengan arah tidak teratur
DEAD ICE
Merupakan bentuklahan
glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan kumpulan debris dengan susunan tak teratur
DRUMLIN
Drumlin terbentuk oleh
deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai morena subglasial
karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar glacier. Sumbu
memanjang menunjukkan arah pergerakan glasial. Drumlin dibatasi oleh melt water
MELTWATER
Meltwater adalah air
dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan glasial, subglasial atau
englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada kondisi iklim. Melt water
mengakibatkan terjadinya proses basal sliding, erosi dan deposisi. Sedimen
dalam aliran melt water bersifat mengerosi (bank erosion) sehingga
saluran meltwater (meltwater channel) semakin lebar dan dalam. Sedimen
yang tertransport meltwater dapat mengalami deposisi. Mekanisme pengendapannya
sama dengan pengendapan pada aliran sungai
ESKER
Esker adalah
bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang berkelok, kadang terputus.
Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.
KAME
Bentuklahan dengan
morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan pada lokasi tertentu,
misal didalam atau di sepanjang glasial
KETTLE LAKES
Kettle lakes adalah melt water yang menempati cekungan
diantara kame, sehingga bentuknya menyerupai danau.
2.5 GLASIAL
BUDGED.
1. Positive budget → bila dalam periode waktu tertentu, jumlah gletser > es
yang meleleh/hilang.
2. Negative budget → bila terjadi penurunan volume gletser (menyusut).
Gletser dengan positive budget yang tertekan keluar dan ke bawah pada tepinya
disebut advancing budget, sedangkan gletser dengan negative budget yang makin
kecil volumenya dan tepinya meleleh disebut receding budget. Bila jumlah es
yang yang bertambah sama dengan volume penyusutan es maka nilai advancing
budget seimbang dengan receding budget, hal ini disebut balance budget.
Bagian atas glacier disebut zone of accumulation → tertutup oleh es abadi.
Bagian bawah glacier disebut zone of wastage → es hilang (mencair atau
terevaporasi)
Batas antara kedua zona disebut firn limit yang pergerakannya tergantung apakah
es terakumulasi atau terbuang. Bila firn limit bergerak ke bawah dari tahun ke
tahun, maka disebut positive budget, bila firn limit bergerak ke atas, disebut
negative budget. Bila firn limit berada di tempat yang tetap, dinamakan
balanced budged
Terminus merupakan tepi bawah gletser yang bergerak makin jauh ke bawah lembah
ketika valley glacier mengalami positive budget. Bila mengalami negative budget
(gletser menyusut) maka terminus bergerak ke bagian atas lembah.
Bila Ice sheet mangalami positive budget, maka terjadipenambahan volume dan
terminus mengalami kemajuan dan bila meluas sampai ke laut maka volume atau
jumlah ice berg di laut bebas meningkat. Penambahan dan pengurangan ice berg
merupakan indikator perubahan musim. Meningkatnya jumlah dan volume ice berg
menandakan suhu makin dingin dan presipitasi makin tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk lahan
Glasial
Bentuk lahan Glasial
adalah bentuk lahan yang dipengaruhi oleh adanya akumulasi es/salju atau
gletser disuatu wilayah dengan waktu yang lama.
Bentang alam glasial
adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana proses
glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah
Gletser .
2.2 .
Pertumbuhan bentuk lahan (Morfologi) Glasial.
Pertumbuhan bentuk
lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju, kemudian
salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadi
dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque.
Setelah itu, kemudian lembah terisi oleh alluvium. Kemudian setelah fase
tersebut lembah menjadi lebih rendah dari muka air laut, sehingga pada saat
pasang air akan masuk ke lembah. Untuk lebih jelasnya di jelaskan lewat gambar
sebagai berikut.
Gambar 5.1
Faktor-Faktor Pendukung
terjadinya lahan Glasial adalah sebagai berikut :
- Tingginya
tingkat presipitasi
- Suhu lingkungan
yang rendah
- Pada musim
dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
- Tingkat
peleburan yang rendah
Adapun sifat-sifat khas
dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah sebagai berikut:
- Pada tepi
gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
- Pada
ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
- Kita
dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
- Juga dapat
ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yangpaling cepat letaknya
tepat di tengah-tengah,
tetapi di sini kita lihat gejala yang sama seperti pada garis arus sungai yaitu
pada belokan garis arus tadi terletak pada belokan luar
Jika keempat faktor tersebut berjalan dengan baik maka
pembentukan bentuk bentang alam glasial akan berjalan cepat dan luas.
2.3 Tipe - tipe Gletser
a. Valley Glacier
Merupakan Glacier yang mengalir pada suatu lembah dan
dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
b. Ice Sheet
Merupakan masa es yang tidak mengalir pada valley glacier
tetapi menutup daratan yang luas biasanya > 50000 km/ segi
c. Ice Cap
Ice sheet yang lebih kecil terdapat pada daerah seperti
valleyglacier dilaut arktik, canada, rusia, dan dataran Siberia.
d. Ice Berg
Ice sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi
dan akhirnya hilang dalam jumlah yang besar Berdasarkan relief, tinggi
permukaan dan curah hujan .
Gletser dapat
diklasifikasikan sebagai berikut ;
a. Tipe Gletser AlpenGletser alpen
merupakan geletser yang terbatas pada lembah-lembah dan
berbentuk memanjang/melidah. Tipe Alpen yaitu gletser yang didapatkan pada
daerah dengan elevasi lebih dari 6000m di atasmuka laut, dan di batasi oleh
lembah-lembah yang curam.
b. Tipe Gletser Kontinental Gletser
Tipe kontinental terdapat di
wilayah-wilayah kutub denganareal yang sangat luas (Greenland, Antartika,
Spitsberg, dll). Bukit escontinental memiliki permukaan seperti zirah dan agak
meninggi dibagian tengahnya. Gletser ini sangat tebal, dengan ketebalan
mencapai 3000 m.
c. Tipe Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di
skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai sejarah yang istimewa yaitu suatu
daratan yang hampir rata yang terangkat, terpotong-potong oleh fjord-fjord,
permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali dengan relief di
pegununan alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan perbedaan tipe gletser
d. Tipe Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di
asia Dikarakoum didapatkan lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali
bermuara dalam lidah gletser yang besar dan panjang. Barangkali hal ini
disebabkan oleh fase pengikisan yang lebih lanjut daripada pegunungan Alpen
e. Tipe Gletser Piedmont Piedmont gletser,
yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley
Glacier dan berakhir pada dataran rendah. Pada tipe pletmonttersebut yang
merupakan daerah pengumpulan gletsernya adalah seluruh dataran es yang
tertutup. Kemudian lidah Gletsernya terdapat pada lembah-lembah yang berada di
sela-sela pegunungan. Contoh dari tipe ini adalah Malaspina di Alaska.
f. Ice Sheet/Ice Caps .
Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada
daerah rendah dan luas.
Ice sheet menempati
daerah yang sangat luas,sedangkan
Ice caps menempati
wilayah yang sempit. Tipe ini merupakan selubung es yang luas sekali meliputi
sebagian besar dari daratan, sehingga relatifnya hampir tidak ada yang
terlihat. Terutama di Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe ini.
Bentuk Lahan Glasial
Bab III
PENUTUP
Permukaan bumi itu tidak tetap, selalu mengalami perubahan bentuk
dari waktu ke waktu, dimana perubahan tersebut merupakan akibat dari suatu
proses yang dinamakan proses Geomorfologi. Dan pada
makalah ini yang kami bahas adalah tentang bentang alam glasial.
Bentang alam glasial adalah
bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana proses glasial itu
tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser .
Menurut flint (1957) gletser adalah massa es dan tubuh es yang
terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara
keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan
tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan. Beberapa hal yang penting
dalam gletser diantaranya adalah:
· Keadaan daerah
· Proses
· Dan endapan yang
terbentuk di tepi perbatasan gletser (moraine)
Morfologi yang bisa di jumpai pada bentang alam karena proses
glasial diantaranya, bisa kita bedakan dari prosesnya, apakah merusak atau
membangun dalam artian merusak itu yaitu bentang alam karena proses erosi,
sedangkan bentang alam yang membangun yaitu hasil dari proses erosi yaitu berupa
bentang alam proses pengendapan. Morfologinya diantaranya:
a. Bentang alam proses
erosi
1. Hanging valley
2. Truncated Spurs
3. Cirques
4. Rock basin lake
5. Bergschrund
6. Aretes
7. Horn
8. Crevasses
b. Bentang alam proses
pengendapan
1. Moraines
2. Till
3. Drumlin
4. Erratic
Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah
tertutup oleh salju, kemudian salju itu megalami pencairan, dimana setelah
mencair, lembah kembali menjadi dalam, beberapa lembah menggantung masuk lembah
utama, horn, dan cirque. Setelah itu, kemudian lembah terisi oleh alluvium.
Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebih rendah dari muka air laut,
sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah
Daftar Pustaka
Staff asisten Geomorfologi dan Geologi foto.2009. buku panduan
praktikum Geomorfologi dan Geologi foto. UNDIP. Semarang.
Soeroto, R, Bambang, dkk. 1994. Diktat Kuliah Geomorfologi. UPN
“VETERAN”. Yogyakarta.
Dibyosaputro, Suprapto. 1997. Catatan Kuliah Geomorfologi Dasar.
UGM .Yogyakarta.
Kenapa kita perlu geografi??
ntar guee bahas kapan - kapan, ingetin gue yaa...