Senin, 05 Maret 2018

ANALISIS PERSEBARAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KETERJANGKAUAN MASYARAKAT DI KECAMATAN WIDODAREN, KABUPATEN NGAWI

ANALISIS PERSEBARAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KETERJANGKAUAN MASYARAKAT DI KECAMATAN WIDODAREN, KABUPATEN NGAWI
Bayu Aji Pangestu
bayupamungkas703@gmail.com


ABSTRAK
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatan derajat kesehatan baik perorangan, maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional guna tercapainya kesadaran, kemauan,dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan. Tahab pembangunan pelayanan kesehatan perlu dipertimbangkan agar aspek keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas penunjang tersebut dapat terpenuhi. Persebaran pembangunan pelayanan kesehatan yang merata akan mempermudah masyarakat dalam menjangkau pelayanan tersebut. Analisa persebaran pelayanan kesehatan dilakukan melalui visualisasi peta rupa bumi indonesia di Kecamatan Widodaren. Dari hasil analisis persebaran, nilai indeks persebaran (T) adalah 1,86 yang berarti bahwa pola persebaran pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren tersebar merata (dispersed pattern). Analisis kualitas keterjangkauan masyarakat desa terhadap pelayanan kesehatan masyarakat memiliki kategori yang baik. Jarak berhubungan dengan keterjangkauan tempat dan waktu fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat tinggal masyarakat dapat diukur dari jarak, waktu dan biaya perjalanan. Pelayanan kesehatan yang memiliki lokasi terlalu jauh dari pemukiman tempat tinggal akan menyulitkan pasien, sehingga membutuhkan transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan, apabila jarak dan waktu yang di tempuh pasien terlalu jauh dan lama akan menurunkan tingkat kepuasan pasien, pelayanan kesehatan dapat dikatakan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa kesehatan tersebut.


Kata Kunci : Persebaran, Pelayanan Kesehatan, Keterjangkauan


PENDAHULUAN
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Syarat pokok pelayanan kesehatan diantaranya adalah dapat diterima dan bersifat wajar di kalangan masyarakat, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaa, keyakinan, kepercayaa masyarakat dan bersifat wajar. Tersedia dan berkesinambungan, semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat mudah dicapai oleh masyarakat. Bermutu, mutu pelayanan dapat diketahui dengan kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan dapat memuaskan para pasien dengan prosedur yang sesuai dengan kode etik dan standar yang ditetapkan. Mudah dicapai, ketercapaian yang dimaksud adalah lokasi, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting. Mudah di jangkau, keterjangkauan terutama dari sudut jarak dan biaya, oleh karena itu diperlukan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat setempat.
Persebaran pembangunan yang merata dalam membangun sebuah fasilitas kesehatan sangat diperlukan, agar sarana pelayanan kesehatan tersebut mampu melayani masyarakat secara menyeluruh dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan melihat dan menggambarkan berbagai gejala pada sebuah peta, hubungan pembangunan sarana pelayanan kesehatan satu sama lain dapat terungkap secara menyeluruh serta dapat memprediksikan lebih lanjut dampak yang akan terjadi dikemudian hari. Menurut Pohan akses pelayanan kesehatan itu harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, social, ekonomi, organisasi dan bahasa. Salah satunya yaitu keadaan\geografis yang dapat diukur dengan jarak, lama perjalanan, jenis transportasi dan atau hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Secara umum jarak adalah letak wilayah (geografis) berhubungan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat berhubungan dengan tempat dan lokasi sarana pelayanan kesehatan dan tempat tinggal masyarakat dapat diukur dari jarak, waktu dan biaya perjalanan. Tempat tinggal masyarakat dengan pusat pelayanan kesehatan yang diukur dalam radius kilometer (Razak, 2000)
Konsep jarak tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat kegiatan akan semakin menurunkan motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas. Sebaliknya semakin dekat jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan dapat meningkatkan usaha. Pengaruh jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai, sehingga membutuhkan transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan, apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan itu. Mutu pelayanan kesehatan mempunyai beberapa dimensi salah satunya yaitu akses pelayanan kesehatan adalah kemudahan program jaminan atau menjangkau pelayanan yang disediakan baik secara geografis, dimana akses berhubungan dengan transportasi, jarak  dan lama perjalanan. Dengan demikian letak pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkannya.
Analisis merupakan suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan penelaahan bagian tersebut yang menggabungkan antar bagian untuk memperoleh pemahaman yang tepat dari sebua peristiwa. Analisis persebaran pelayanan kesehatan merupakan kajian yang dilaksanakan terhadap pelayanan kesehatan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Prinsip persebaran dalam geografi memiliki pandangan bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antar satu wilayah dengan wilayah lainnya. Analisis tetangga terdekat merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk menjelaskan pola persebaran dari titik lokasi tempat dengan menggunakan perhitungan yang mempertimbangkan jarak, jumlah titik lokasi dan luas wilayah. Analisis ini memiliki hasil akhir berupa indeks (T). Nilai indeks penyebaran tetangga terdekat dapat diketahui melalui rumus:

Keterangan:
T = Indeks penyebaran tetangga terdekat
Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik memunyai pola acak
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai Jh yaitu:



Keterangan:
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik memunyai pola acak
P = Kepadatan penduduk atau kepadatan titik dalam kilometer persegi
Untuk mencari nilai P dapat di cari menggunakan rumus berikut:

 
Keterangan:
P = Kepadatan penduduk atau kepadatan titik dalam kilometer persegi
N = Jumlah titik
A = Luas wilayah dalam kilometer persegi


Setelah melakukan perhitungan maka akan diketahui nilai indeks (T), selanjutnya nilai tersebut akan di interpretasikan dengan Continum Nearest Neighnour Analysis yang berkisar antara ) sampai 2,15. Jika ), maka persebarannya dapat dikatakan mengelompok, jika T = 1 maka persebaranya dikatakan acak, jika T =2,15 dapat dikatakan persebaranya merata. Pada dasarnya pola penyebaran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pola bergerombol/mengelompok (Cluster pattern), tersebar tidak meata (Random pattern) dan tersebar merata (Dispersed pattern). Untuk mempermudah perbandingan antar pola, titik tersebut dijadikan model matriks sebagai berikut.
=
                                         Gambar matriks indeks tetangga terdekat

Gambar macam pola persebaran


METODOLOGI
Analisis persebaran pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren menggunakan metode  kuantitatif deskriptif. Penggunaan metode tersebut digunakan untuk menganalisis tetangga terdekat untuk menentukan pola penyebaran layanan kesehatan yang ada di Kecamatan Widodaren, dengan mendeskriptifkan secara tertulis dan menafsirkan data untuk menjelaskan kaitan antara jumlah penduduk, luas wilayah dan faktor lain yang mempengaruhi sebaran pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren. Untuk menganalisis keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan analisis buffer, yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengasumsikan jangkauan fasilitas pelayan kesehatan dengan jarak tertentu di Kecamatan Widodaren. Pembuatan buffer mmembutuhkan penentuan jarak dalam satuan yang terukur, buffering berfungsi untuk membuat penyangga dengan jarak tertentu pada feature pelayanan kesehatan. Hasil dari buffer pelayanan kesehatan ini berupa feature poligon. 


HASIL DAN PEMBAHASAN 
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa di Kabupaten Ngawi pada tahun 2013 terdapat 88 peayanan kesehatan yang terdiri dari Rumah Sakit, Puskesemas dan Puskesmas Pembantu. Berikut adalah rincian pelayanan kesehatan yang ada di kabupaten Ngawi.
Tabel Pelayanan Kesehatan
Kecamatan
Rumah Sakit
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Sine
0
1
4
Ngrambe
0
1
4
Jogorogo
0
1
3
Kendal
0
1
3
Geneng
0
1
4
Gerih
0
1
3
Kwadungan
0
1
3
Pangkur
0
1
2
Karangjati
0
1
4
Bringin
0
1
3
Padas
0
1
4
Kasreman
0
1
0
Ngawi
1
2
3
Paron
0
2
5
Kedunggalar
0
2
4
Pitu
0
1
3
Widodaren
0
2
5
Matingan
0
2
2
Karanganyar
0
1
3
Jumlah
1
24
63
    Sumber data BPS Ngawi 2013

Dengan mengukur jarak yang terdekat pada garis lurus antara satu titik dengan titik yang lain yang meruppakan tetangga terdekatnya maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis tetangga terdekat diketahui:

Jumlah titik pelayanan kesehatan = 7
Luas daerah kecamatan widodaren = 379,87 Km2
Jumlah jarak antara satu titik dengan titik tetangga terdekat = 65,22 Km2
Ditanya T ?
T = Ju e
      Jh

1). Hitung nilai Ju

            Ju = jumlah jarak antara satu titik tetangga terdekat
Jumlah banyaknya titik

            Ju = 65,22 = 9,31
7
2). Hitung nilai Jh

Jh = p   1     1 P = N   = 0    7     d = 0,01
                        2           A       379,87

Jh = p     1         Jh = 5
          2  

3). Hitung Nilai T

T =   9,31    + =
            5
  T = 9,31  = 1,86
           5

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui nilai indeks (T) adalah 1,86 maka persebaran pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren melalui analisis tetangga terdekat menghasilkan pola tersebar merata (Dispersed Pattern). Dengan lokasi persebaran yang merata tersebut mampu mempengaruhi keterjangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. pengaruh yang diberikan diantaranya apabila terjadi sesuatu yang bersifat darurat yang menyangkut keselamatan seseorang maka jarak dan waktu yang dibutuhkan  untuk mencapai lokasi pelayanan kesehatan tidak begitu jauh sehingga dapat diberikan pertolongan cepat tanggap. Selain itu tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Widodaren sebesar 717,60 Km2  dengan kepadatan tersebut penentuan lokasi pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan. Keterjangkauan pelayanan kesehatan tersebut mampu mengurangi biaya yang akan digunakan untuk menuju pelayaan kesehatan, waktu yang diperlukan masyarakat juga relatif lebih cepat,serta mampu memberikan penanganan dar\rat secepat mungkin.
 Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat bukan lagi menjadi sebuah kendala, hampir berbagai fasilitas kesehatan terdapat di setiap Radius 2 kilometer, ketersediaan mutu, keamanan obat, dan pembekalan kesehatan masyarkat dapat dirasakan secara optimal di Kecamatan Widodaren. Dengan pelayanan kesehatan yang merata tersebut pembangunan kesehatan pada masa yang akan datang akan terwujud program pemerintah untuk menjadikan lingkungan yang sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk akan meningkat diwilayah tersebut. 
Berdasarkan teknik buffer dengan jarak jangkauan ideal antara pemukiman dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang berjarak kurang dari 2 Kilometer mampu menjangkau dan melayani kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan hal terpenting bagi masyarakat untuk melaksanakan segala aktivitas sehari-hari, karena kesehatan merupakan sebuah investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam penanggulangan kemiskinan.

                              Gambar Peta Buffering pelayanan kesehatan

Proses Sistem Informasi Geografi dapat menggambarkan akses layanan kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dinyatakan dalam satuan jarak kilometer atau meter. Peta buffering diatas merupakan titik lokasi dari sarana pelayanan kesehatan dengan masyarakat yang di kombinasikan dengan membuat jarak melalui proses buffering dalam Sistem informasi geografi. Dalam pengaplikasianya, peta ini dapat memperlihatkan sebaran dan jangkauan antara penyedia layanan kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Widodaren dengan pemukiman masyarakat. Dengan jangkauan jarak kurang dari 2 kilometer masyarakat tetap dapat mengakses layanan kesehatan. Ketersediaan sarana transportasi menjadi hal penting yang dapat membantu masyarakat untuk mengakses sarana pelayanan kesehatan. Keterjangkauan pelayanan kesehatan yang berada di sekitar area pemukiman penduduk mampu memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan dengan cepat, terutama bila menghadapi hal yang bersifat darurat.


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menggunakan perhitungan analisis tetangga terdekat dapat diketahui bersama bahwa persebaran layanan di Kecamatan widodaren tersebar merata (Dispersed Pattern) denfan nilai indeks persebaran (T) adalah 1,86, hal tersebut berpengaruh positif terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat. dengan kemerataan pembangunan sarana kesehatan tersebut masyarakat dapat mengakses playanan kesehatan dengan lebih mudah, biaya lebih murah, jarak dan waktu tempuh yang lebih efisien.  Jenis Sistem Infomasi Geografi dapat memetakan jangkauan pelayanan kesehatan di Kecamatan  Widodaren. Jenis peta yang dihasilkan berupa titik lokasi buffering. Manfaat penggunaan Sistem Informasi Geografi yakni peta yang dihasilkan lebih informatif, visual, variatif, menarik dan mudah dipahami untuk membantu proses monitoring dan evaluasi pencapaian program berdasarkan lokasi atau kewilayahan. Dengan menggunakan buffering dapat diketahui keterjangkauan pelayanan masyarakat di Kecamatan Widodaren berdasarkan pemukiman tergolong  dapat menjangkau pelayanan kesehatan.




Daftar Pustaka

Ayu Swandewi P. 2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk memetakan Distribusi Sasaran Pemantauan kesehatan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan. (online)  (file:///C:/Users/UC%20ASUS%20454/Downloads/8721-1-15580-1-10-20140423.pdf) diakses pada 2 Desember 2017
BPS NGAWI. 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi. (online) (https://ngawikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/59) diakses pada 17 November 2017
Staff Pemerintah Ngawi. 2014. Profl Kesehatan Kabupaten Ngawi Tahun 2014. (online) (http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014/3521_Jatim_Kab_Ngawi_2014.pdf) diakss pada 3 Desember 2017
Susilo Boko Dkk. 2014 Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Persebaran Pelayanan  Kesehatan Di Kota Bengkulu. (Online) (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=299334&val=7008&title=Sistem%20Informasi%20Geografis%20Untuk%20Analisis%20Persebaran%20Pelayanan%20Kesehatan%20di%20Kota%20Bengkulu) diakses pada 1 desember 2017
Zona Siswa. 2014. Pendekatan Dalam Geografi (online) (http://www.zonasiswa.com/2014/06/pendekatan-geografi-keruangan-ekologi.html) diakses pada 27 november 2017
Wiiko . 2014. Akses Pelayanan Kesehatan. (Online) (https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/28/akses-pelayanan-kesehatan/) diakses pada 29 november 2017