ANALISIS
PERSEBARAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KETERJANGKAUAN MASYARAKAT DI KECAMATAN
WIDODAREN, KABUPATEN NGAWI
Bayu Aji Pangestu
bayupamungkas703@gmail.com
ABSTRAK
Pelayanan
kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar
1945 untuk melakukan upaya peningkatan derajat kesehatan baik perorangan,
maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Pembangunan kesehatan
sebagai salah satu upaya pembangunan nasional guna tercapainya kesadaran,
kemauan,dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan fasilitas pelayanan
kesehatan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat akan fasilitas
kesehatan. Tahab pembangunan pelayanan kesehatan perlu dipertimbangkan agar
aspek keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas penunjang tersebut dapat
terpenuhi. Persebaran pembangunan pelayanan kesehatan yang merata akan
mempermudah masyarakat dalam menjangkau pelayanan tersebut. Analisa persebaran
pelayanan kesehatan dilakukan melalui visualisasi peta rupa bumi indonesia di
Kecamatan Widodaren. Dari hasil analisis persebaran, nilai indeks persebaran
(T) adalah 1,86 yang berarti bahwa pola persebaran pelayanan kesehatan di
Kecamatan Widodaren tersebar merata (dispersed pattern). Analisis kualitas
keterjangkauan masyarakat desa terhadap pelayanan kesehatan masyarakat memiliki
kategori yang baik. Jarak berhubungan dengan keterjangkauan tempat dan waktu
fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat tinggal masyarakat dapat diukur dari
jarak, waktu dan biaya perjalanan. Pelayanan kesehatan yang memiliki lokasi
terlalu jauh dari pemukiman tempat tinggal akan menyulitkan pasien, sehingga
membutuhkan transportasi untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan, apabila
jarak dan waktu yang di tempuh pasien terlalu jauh dan lama akan menurunkan
tingkat kepuasan pasien, pelayanan kesehatan dapat dikatakan bermutu apabila
pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa kesehatan tersebut.
Kata Kunci : Persebaran, Pelayanan Kesehatan, Keterjangkauan
PENDAHULUAN
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Syarat pokok pelayanan kesehatan diantaranya adalah dapat diterima dan bersifat
wajar di kalangan masyarakat, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaa, keyakinan, kepercayaa masyarakat
dan bersifat wajar. Tersedia dan berkesinambungan, semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat mudah dicapai oleh masyarakat.
Bermutu, mutu pelayanan dapat diketahui dengan kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan dengan dapat memuaskan para pasien dengan prosedur yang sesuai
dengan kode etik dan standar yang ditetapkan. Mudah dicapai, ketercapaian yang
dimaksud adalah lokasi, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka
pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting. Mudah di jangkau,
keterjangkauan terutama dari sudut jarak dan biaya, oleh karena itu diperlukan
pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan yang sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat setempat.
Persebaran pembangunan yang merata
dalam membangun sebuah fasilitas kesehatan sangat diperlukan, agar sarana
pelayanan kesehatan tersebut mampu melayani masyarakat secara menyeluruh dan
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan melihat dan
menggambarkan berbagai gejala pada sebuah peta, hubungan pembangunan sarana
pelayanan kesehatan satu sama lain dapat terungkap secara menyeluruh serta
dapat memprediksikan lebih lanjut dampak yang akan terjadi dikemudian hari.
Menurut Pohan akses pelayanan kesehatan itu harus dapat dicapai oleh
masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, social, ekonomi, organisasi
dan bahasa. Salah satunya yaitu keadaan\geografis yang dapat diukur dengan
jarak, lama perjalanan, jenis transportasi dan atau hambatan fisik lain yang
dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Secara umum jarak adalah letak wilayah (geografis)
berhubungan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat
berhubungan dengan tempat dan lokasi sarana pelayanan kesehatan dan tempat
tinggal masyarakat dapat diukur dari jarak, waktu dan biaya perjalanan. Tempat
tinggal masyarakat dengan pusat pelayanan kesehatan yang diukur dalam radius
kilometer (Razak, 2000)
Konsep jarak tempat tinggal merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan suatu
kegiatan. Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat kegiatan akan
semakin menurunkan motivasi seseorang dalam melakukan aktivitas. Sebaliknya
semakin dekat jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan dapat meningkatkan
usaha. Pengaruh jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan tak terlepas dari
adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama. Kaitannya dengan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah, sehingga jarak
antara rumah tinggal dan tempat pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka.
Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal
tentu tidak mudah dicapai, sehingga membutuhkan transportasi untuk menjangkau
tempat pelayanan kesehatan, apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak
akan memuaskan pasien, maka disebut suatu pelayanan kesehatan bermutu apabila
pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan itu.
Mutu pelayanan kesehatan mempunyai beberapa dimensi salah satunya yaitu akses
pelayanan kesehatan adalah kemudahan program jaminan atau menjangkau pelayanan
yang disediakan baik secara geografis, dimana akses berhubungan dengan
transportasi, jarak dan lama perjalanan.
Dengan demikian letak pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat yang
membutuhkannya.
Analisis merupakan suatu peristiwa
atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya, penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan penelaahan bagian
tersebut yang menggabungkan antar bagian untuk memperoleh pemahaman yang tepat
dari sebua peristiwa. Analisis persebaran pelayanan kesehatan merupakan kajian
yang dilaksanakan terhadap pelayanan kesehatan untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Prinsip persebaran dalam geografi memiliki pandangan bahwa setiap
gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antar satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Analisis tetangga terdekat merupakan salah satu
analisis yang digunakan untuk menjelaskan pola persebaran dari titik lokasi
tempat dengan menggunakan perhitungan yang mempertimbangkan jarak, jumlah titik
lokasi dan luas wilayah. Analisis ini memiliki hasil akhir berupa indeks (T).
Nilai indeks penyebaran tetangga terdekat dapat diketahui melalui rumus:
Keterangan:
T = Indeks penyebaran tetangga terdekat
Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan
titik tetangganya yang terdekat
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik
memunyai pola acak
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai Jh yaitu:
Keterangan:
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh
andaikata semua titik memunyai pola acak
P = Kepadatan penduduk atau kepadatan
titik dalam kilometer persegi
Untuk mencari nilai P dapat di cari
menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
P = Kepadatan penduduk atau kepadatan titik dalam kilometer
persegi
N = Jumlah titik
A = Luas wilayah dalam kilometer persegi
Setelah melakukan perhitungan maka
akan diketahui nilai indeks (T), selanjutnya nilai tersebut akan di
interpretasikan dengan Continum Nearest Neighnour Analysis yang berkisar antara
) sampai 2,15. Jika ), maka persebarannya dapat dikatakan mengelompok, jika T =
1 maka persebaranya dikatakan acak, jika T =2,15 dapat dikatakan persebaranya
merata. Pada dasarnya pola penyebaran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
pola bergerombol/mengelompok (Cluster pattern), tersebar tidak meata (Random
pattern) dan tersebar merata (Dispersed pattern). Untuk mempermudah
perbandingan antar pola, titik tersebut dijadikan model matriks sebagai
berikut.
=
Gambar matriks
indeks tetangga terdekat
Gambar macam
pola persebaran
METODOLOGI
Analisis persebaran pelayanan
kesehatan di Kecamatan Widodaren menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Penggunaan metode
tersebut digunakan untuk menganalisis tetangga terdekat untuk menentukan pola
penyebaran layanan kesehatan yang ada di Kecamatan Widodaren, dengan
mendeskriptifkan secara tertulis dan menafsirkan data untuk menjelaskan kaitan
antara jumlah penduduk, luas wilayah dan faktor lain yang mempengaruhi sebaran
pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren. Untuk menganalisis keterjangkauan
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan analisis buffer,
yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengasumsikan jangkauan fasilitas
pelayan kesehatan dengan jarak tertentu di Kecamatan Widodaren. Pembuatan
buffer mmembutuhkan penentuan jarak dalam satuan yang terukur, buffering
berfungsi untuk membuat penyangga dengan jarak tertentu pada feature pelayanan
kesehatan. Hasil dari buffer pelayanan kesehatan ini berupa feature poligon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa di
Kabupaten Ngawi pada tahun 2013 terdapat 88 peayanan kesehatan yang terdiri
dari Rumah Sakit, Puskesemas dan Puskesmas Pembantu. Berikut adalah rincian
pelayanan kesehatan yang ada di kabupaten Ngawi.
Tabel Pelayanan Kesehatan
Kecamatan
|
Rumah Sakit
|
Puskesmas
|
Puskesmas Pembantu
|
Sine
|
0
|
1
|
4
|
Ngrambe
|
0
|
1
|
4
|
Jogorogo
|
0
|
1
|
3
|
Kendal
|
0
|
1
|
3
|
Geneng
|
0
|
1
|
4
|
Gerih
|
0
|
1
|
3
|
Kwadungan
|
0
|
1
|
3
|
Pangkur
|
0
|
1
|
2
|
Karangjati
|
0
|
1
|
4
|
Bringin
|
0
|
1
|
3
|
Padas
|
0
|
1
|
4
|
Kasreman
|
0
|
1
|
0
|
Ngawi
|
1
|
2
|
3
|
Paron
|
0
|
2
|
5
|
Kedunggalar
|
0
|
2
|
4
|
Pitu
|
0
|
1
|
3
|
Widodaren
|
0
|
2
|
5
|
Matingan
|
0
|
2
|
2
|
Karanganyar
|
0
|
1
|
3
|
Jumlah
|
1
|
24
|
63
|
Sumber data BPS Ngawi 2013
Dengan mengukur jarak yang terdekat pada garis lurus antara satu titik
dengan titik yang lain yang meruppakan tetangga terdekatnya maka dilakukan
perhitungan dengan menggunakan analisis tetangga terdekat diketahui:
Jumlah titik pelayanan kesehatan = 7
Luas daerah kecamatan widodaren =
379,87 Km2
Jumlah jarak antara satu titik dengan
titik tetangga terdekat = 65,22 Km2
Ditanya T ?
T = Ju e
Jh
1). Hitung nilai Ju
Ju = jumlah jarak antara satu
titik tetangga terdekat
Jumlah banyaknya titik
Ju = 65,22 = 9,31
7
2). Hitung nilai Jh
Jh = p
1 1 P = N = 0 7 d = 0,01
2 A
379,87
Jh = p
1 Jh = 5
2
3). Hitung Nilai T
T = 9,31 + =
5
T = 9,31 = 1,86
5
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui nilai indeks (T) adalah 1,86 maka
persebaran pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren melalui analisis tetangga
terdekat menghasilkan pola tersebar merata (Dispersed Pattern). Dengan lokasi
persebaran yang merata tersebut mampu mempengaruhi keterjangkauan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat. pengaruh yang diberikan diantaranya apabila
terjadi sesuatu yang bersifat darurat yang menyangkut keselamatan seseorang
maka jarak dan waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai lokasi pelayanan kesehatan tidak begitu jauh sehingga
dapat diberikan pertolongan cepat tanggap. Selain itu tingkat kepadatan
penduduk Kecamatan Widodaren sebesar 717,60 Km2 dengan kepadatan tersebut penentuan lokasi
pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan. Keterjangkauan pelayanan kesehatan
tersebut mampu mengurangi biaya yang akan digunakan untuk menuju pelayaan
kesehatan, waktu yang diperlukan masyarakat juga relatif lebih cepat,serta
mampu memberikan penanganan dar\rat secepat mungkin.
Pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan masyarakat bukan lagi menjadi sebuah kendala, hampir
berbagai fasilitas kesehatan terdapat di setiap Radius 2 kilometer,
ketersediaan mutu, keamanan obat, dan pembekalan kesehatan masyarkat dapat
dirasakan secara optimal di Kecamatan Widodaren. Dengan pelayanan kesehatan
yang merata tersebut pembangunan kesehatan pada masa yang akan datang akan
terwujud program pemerintah untuk menjadikan lingkungan yang sehat, perilaku
sehat, cakupan pelayanan yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk akan
meningkat diwilayah tersebut.
Berdasarkan teknik buffer dengan jarak jangkauan ideal antara pemukiman
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang berjarak kurang dari 2 Kilometer
mampu menjangkau dan melayani kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan merupakan hal terpenting bagi masyarakat untuk melaksanakan
segala aktivitas sehari-hari, karena kesehatan merupakan sebuah investasi untuk
mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam penanggulangan
kemiskinan.
Gambar
Peta Buffering pelayanan kesehatan
Proses Sistem Informasi Geografi dapat menggambarkan akses layanan
kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dinyatakan dalam satuan
jarak kilometer atau meter. Peta buffering diatas merupakan titik lokasi dari
sarana pelayanan kesehatan dengan masyarakat yang di kombinasikan dengan
membuat jarak melalui proses buffering dalam Sistem informasi geografi. Dalam
pengaplikasianya, peta ini dapat memperlihatkan sebaran dan jangkauan antara
penyedia layanan kesehatan yang ada di wilayah Kecamatan Widodaren dengan
pemukiman masyarakat. Dengan jangkauan jarak kurang dari 2 kilometer masyarakat
tetap dapat mengakses layanan kesehatan. Ketersediaan sarana transportasi
menjadi hal penting yang dapat membantu masyarakat untuk mengakses sarana
pelayanan kesehatan. Keterjangkauan pelayanan kesehatan yang berada di sekitar
area pemukiman penduduk mampu memudahkan masyarakat mengakses pelayanan
kesehatan dengan cepat, terutama bila menghadapi hal yang bersifat darurat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini
menggunakan perhitungan analisis tetangga terdekat dapat diketahui bersama
bahwa persebaran layanan di Kecamatan widodaren tersebar merata (Dispersed
Pattern) denfan nilai indeks persebaran (T) adalah 1,86, hal tersebut
berpengaruh positif terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat. dengan
kemerataan pembangunan sarana kesehatan tersebut masyarakat dapat mengakses
playanan kesehatan dengan lebih mudah, biaya lebih murah, jarak dan waktu
tempuh yang lebih efisien. Jenis Sistem
Infomasi Geografi dapat memetakan jangkauan pelayanan kesehatan di Kecamatan Widodaren. Jenis peta yang dihasilkan berupa
titik lokasi buffering. Manfaat penggunaan Sistem Informasi Geografi yakni peta
yang dihasilkan lebih informatif, visual, variatif, menarik dan mudah dipahami
untuk membantu proses monitoring dan evaluasi pencapaian program berdasarkan
lokasi atau kewilayahan. Dengan menggunakan buffering dapat diketahui
keterjangkauan pelayanan masyarakat di Kecamatan Widodaren berdasarkan
pemukiman tergolong dapat menjangkau
pelayanan kesehatan.
Daftar Pustaka
Ayu Swandewi P. 2014. Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Untuk memetakan Distribusi Sasaran Pemantauan kesehatan Ibu
Di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Selatan. (online) (file:///C:/Users/UC%20ASUS%20454/Downloads/8721-1-15580-1-10-20140423.pdf) diakses pada 2 Desember 2017
BPS
NGAWI. 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi. (online) (https://ngawikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/59)
diakses pada 17 November 2017
Staff Pemerintah Ngawi. 2014. Profl
Kesehatan Kabupaten Ngawi Tahun 2014. (online) (http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014/3521_Jatim_Kab_Ngawi_2014.pdf) diakss pada 3 Desember 2017
Susilo
Boko Dkk. 2014 Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Persebaran Pelayanan Kesehatan Di Kota Bengkulu. (Online) (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=299334&val=7008&title=Sistem%20Informasi%20Geografis%20Untuk%20Analisis%20Persebaran%20Pelayanan%20Kesehatan%20di%20Kota%20Bengkulu)
diakses pada 1 desember 2017
Zona
Siswa. 2014. Pendekatan Dalam Geografi (online) (http://www.zonasiswa.com/2014/06/pendekatan-geografi-keruangan-ekologi.html)
diakses pada 27 november 2017
Wiiko
. 2014. Akses Pelayanan Kesehatan. (Online) (https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/06/28/akses-pelayanan-kesehatan/)
diakses pada 29 november 2017